Selasa, 12 April 2016

Warisan Leluhur : Produk Batik Nambangan Lor



KIM Srikandi, Batik Khas Kota Madiun semakin memiliki karakter kuat. Seiring munculnya corak pada produk batik kreasi perajin setempat Sri Murniati, misalnya sengaja motif pecel komplit karena Madiun terkenal dengan Sambel Pecel. “Biar lebih dikenal masyarakat” ujar warga Jl. Halmahera itu, ( Jum’at, 2/10 ).
            Sesuai namanya MURNI – sapaan akrab Sri Murniati juga Perangkat Kelurahan Nambangan Lor, Kecamatan Manguharjo Kota Madiun, motif pecel komplit itu terdiri berbagai corak lazimnya kuliner ikon Kota Madiun tersebut. Mulai dari cabai, kembang turi, kacang panjang, kecambah, daun pepaya, kemangi hingga lempeng. “Memang motih yang saya ambil Kulupan Pecel,” tuturnya.
            Saran Pak Lurah Jemakir, kepada Bu. Murni yang juga perangkat Nambangan Lor terkenal dengan Jeruk Nambangannya, Murni juga terinspirasi untuk menciptakan corak batik Jeruk yang banyak tumbuh di Kelurahan Nambangan Lor itu dipadu dengan Bunga Melati diberi nama SEGER ARUM, Seger jeruknya Arum melatinya. Jeruk Nambangan juga khas kota Madiun, sedangkan melati melambangkan keharuman, jelasnya.
            Murni menekuni kerajinan batik, sejak belasan tahun silam. Bahkan dia tidak hanya memiliki galeri batik di rumahnya tapi juga telah mencetak generasi muda penerus budaya mulai dari karangtaruna, PKK Kelurahan bahkan ke Ibu-ibu Dasawiswa. Meski makin banyak jenis produk Fashion, batik buatannya tetap laris manis. Bahkan mampu menembus pasar luar daerah. Sementara, dalam sehari dia mampu menghasilkan 10 lembar batik dengan dasaran hitam dan 5 lembar dasaran putih.
            Satu lembar batik berukuran 2,5 x 1,15 meter dibanderol dengan harga bervariasi, mulai ratusan ribu hingga jutaan rupiah, tergantung tingkat kesulitan pengerjaanya. Yang bahannya dari kain sutra dengan warna alam harganya bisa sempat 2,5 juta, ungkapnya.
            Sementara, bersamaan Hari Batik Nasional kemarin, Sanggar Batik yang dikelola Murni didatangi sejumlah warga termasuk ibu-ibu PKK. Tak hanya melihat berbagai motif batik, mereka sempat praktik langsung membuat produk yang oleh UNESCO ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya dunia itu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar